Warna-warni kita

Sudah sejauh mana kita berpaling dan mengenang kapan kita bertemu…….pernahkah kita mengingat kapan kita terakhir kali berbeda arah dan pendapat hingga terhalang lisan untuk meyapa saat bertemu muka ……pernahkah kita melihat kembali wajah-wajah yang telah kita nisbatkan dalam hati bahwa dia-lah yang kita sebut sebagai seorang sahabat……

Sahabat…kata yang agung, dan tak semua orang bisa mendapatkan anugerah sebutan itu, hanya segelintir……karena sahabat adalah tongkat saat kita kehilangan kaki, sahabat adalah pelita saat kita kehilangan sinar matahari, sahabat adalah cinta yang melimpah ruah saat hati gelisah, dan sahabat tak bisa dibeli, karena dia datang sendiri dari ketulusan jiwa dan kejernihan hati………..

“ aku tidak mengharapkan menjadi orang terpenting dalam hidupmu, aku hanya ingin bila suatu hari kau melihatku, maka kau akan berkata itulah sahabatku………”

Dan kita sahabatku tersayang adalah bagian kisah indah itu, semoga apa yang kita jalin diberkahi…………………….

 

Jika seekor burung tak mau bernyanyi

Tanyakanlah pada mereka bertiga !

Jawabnya :

“bunuh saja!” kata Nobunaga

“Buat agar dia suka menyanyi…” kata hideyoshi

“Tunggu !”kata Ieyashu

Maka karakter ketiganya yang sungguh berbeda satu sama lain telah memberi kita ilham bahwa tiap manusia diberkahi dengan karakter, dan karakter adalah sesuatu yang berakar sejak masa kanak-kanak, berkembang dengan disirami keragaman budaya, lingkungan, pendidikan dan lain sebagainya. Tak dapat disangkal bahwa kita, walaupun telah seia sekata dalam  9 tahun terakhir ini, adalah karakter yang berbeda satu sama lain, gado-gado banget……

Mahda yang  kadang (atau memang dah begitu )berubah menjadi Nobunaga ha..ha…, nisa dan ruly yang lebih condong pada Ieyashu, sedangkan issi dan mimah adalah Hideyoshi, tapi semua adalah harmoni, dia bermain dalam melodi yang tepat, seimbang dan searah.

Nobunaga menjadi penegasan ketika pemecahan masalah harus segera diselesaikan dengan cepat dan tepat, namun adakalanya pertimbangan selayaknya Ieyashu diperlukan untuk mempertimbangkan segala resiko, dan Hideyoshi membuat kita lebih kreatif dalam memecahkan masalah.

Dalam kisah sahabat kita juga mengenal para sahabat Nabi yang harmoni dalam nada perjuangan tegaknya Islam di muka bumi, Abu Bakar yang lamah lembut dan dermawan, Umar bin Khattab yang pemberani, Ustman Bin Affan yang pemalu serta pemuda Ali yang cerdas, maka semua warna-warni itu diperlukan agar tali persahabatan kita tidak hanya berisi slogan-slogan tanpa arti,tapi dia menyempurnakan ikhtiar untuk menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari dengan saling menguatkan satu sama lain.

“ Teman baik, teman sejati yang bisa kita ajak bercinta untuk surga, yaitu teman sejati yang benar-benar mau berteman bukan karena derajat, tapi karena kemurnian cinta itu sendiri yang tercipta dari keikhlasan hati. Dia mencintaimu karena Allah, kekuatan cinta yang akan melahirkan kekuatan dahsyat yang membawa manfaat dan kebaikan, kekuatan cinta yang bersinar dan membawa masuk surga” (Ketika Cinta Berbuah Surga-Habiburrahman El Shirazy)

So guys…..tidak masalah kan kalau kita kadang marah satu sama lain, kalau kita saling kirim sms tausiyah yang tepat pada sasaran (menghujam maksudnya :p, candaan yang ternyata dalam penerimaan bisa jadi berasa hinaan, atau perhatian berlebih yang kadang diartikan terlalu terlibat dalam urusan pribadi orang……tidak ada alasan lain kecuali that’s truly proof that we care each other (halah bahasa inggrisnya kacau ha..ha….)

@ Noisy

2 thoughts on “Warna-warni kita

  1. mmm….its beautiful thing, Allah give me one time 2 meet you all…Allah give me chance to make a friend with you all…to fullfil my colour of life…May Allah give you the best..^_^

Leave a reply to azzahra5 Cancel reply