About Care To Share ^___^

Bicara tentang Care To Share adalah hal yang unik, saya juga masih gak percaya dia ada hehehe. Bagaimana tidak, dia awalnya tercetus dari perbincangan tiba-tiba, kemudian diwujudkan juga dengan tiba-tiba. Awalnya melalui woro-woro note fb, kemudian jadi grup fb, akhirnya berhasil menjaring beberapa kawan seangkatan SMU untuk ikut berpartisipasi. Dan Alhamdulillah, setelah kurang lebih 2 tahun Care To Share tetap berdiri, dan semoga terus memberikan manfaat bagi sesama, aamiin.

2 tahun lalu, Care To Share hanya sebatas mimpi, mimpi yang melangit dari cetusan harapan tentang kepedulian. Peduli pada mereka yang teraniaya mimpi, teraniaya karena mereka terus bermimpin tapi masih buta kearah mana jalan untuk mencapainya. Tujuan kami awalnya hanya membantu para adik-adik di almamater sekolah kami dulu untuk tetap berkreativitas,meskipun kini, untuk orang-orang tak mampu yang berprestasi, sekolah di tempat yang punya prestise dan label berstandart Internasional merupakan sebuah capaian memuaskan namun tak urung menyesakkan dada. Harga yang melangit, meskipun mereka dijamin oleh label “subsidi silang” untuk meringankan beban, namun tak ayal, beberapa “ongkos” yang harus dibayar tetap membuat kepala mereka dan orang tua mereka pening. Maka untuk itulah kami ada, meringankan sedikit beban*karena kami sadar tak mampu untuk mencakup semua, mengumpulkan kepedulian alumni yang kini sudah meretas jalan keberhasilan untuk peduli dan menengok ke belakang. Ada adik-adik mereka, yang punya impian seperti impian mereka dulu, yang butuh kepedulian, sedikit “care to share” untuk mereka.

Dan kini, Alhamdulillah setelah 2 tahun, kami berterimakasih kepada kawan-kawan yang telah rutin berpartisipasi untuk membantu adik-adik kita meraih jenjang pendidikan yang lebih tinggi lewat Care To Share. Sungguh yang sedikit ini adalah sangat berharga untuk mereka.

Dan 2 tahun adalah waktu yang cukup untuk meramaikan grup kami dengan reunian dunia maya, beberapa komentar, update status, undangan, tukar kabar dan woro-woro ramai mengisi dindingnya. Begitu juga dengan ajakan reunian, dan kami yang memang baik hati *uppps, akhirnya juga berkeinginan mengadakan forum reuni angkatan 2003 sekaligus baksos Care To Share agar silaturrahim yang ada juga bermanfaat bagi sesama 🙂

Dan setelah pembentukan panitia tak resmi, rembugan acara dan tetek bengek lainnya, akhirnya reuni ini terlaksana tanggal 23 Januari 2012 kemarin. Memang tak banyak yang bisa hadir *karena kesibukan bisnis masing-masing hehehe, buat kami sih takjadi masalah karena dukungan financial mereka lebih penting (xixixi……).
Dengan dihadiri oleh orang-orang penting pada jamannya (entah jaman apa, yang pasti kayaknya dulu mereka berjaya, sekarang ??? mereka lagi nganggur makanya bisa datang hahaha) dan beberapa anak panti yang kami undang, makaaaaaa acara reuni + baksos Care To Share akhirnya terlaksana.

Meskipun hanya separuh yang bersemangat waktu undangan diluncurkan di fb (hayooooo yang menjempol, yang berkomentar dan melike kudu tanggung jawab) bisa hadir, tapi tetap gak mengurangi kemeriahan acara. Para vokalis band SMU (dulu waktu jamannya hehehe) meramaikan acara dengan mengikhlaskan diri menyanyikan lagu-lagu nostalgia, dan kami merelakan diri untuk menjadi pendengarnya 🙂
Acara juga diisi dengan pembagian santunan kepada anak-anak yatim dengan diwakili oleh masing-masing orang (itu mah namanya semuanyaaaaa), tak lupa pose mereka diabadikan *mirip parade para calon anggota DPR lagi kampanye hehehe.

Anyway….kami bahagia dengan terselenggaranya acara ini, bagaimanapun reuni ini membawa banyak manfaat, diantaranya kalau di list :
1. Memperpanjang umur *Rully say
2. Melancarkan rejeki *bisa saling minta pekerjaan (lhooo ……)
3. Memamerkan pasangan hehehe (ini ajang memperkenalkan keluarga masing-masing, kalau waktu walimahan nggak sempat ngundang atau nggak sempat datang)
4. Memperkenalkan para junior dengan junior yang lain (tak jarang para generasi selanjtnya yang ikut hadir bisa saling kenalan dan menjalin persahabatan hehehe)
5. Memperlihatkan perkembangan masing-masing (baik perkembangan kabar maupun badan*uupppsss)
6. Mengajak back to masa-masa SMU yang penuh romansa (ehemmm……*apaan sih )
7. Yang pasti, ini ajang yang menyenangkan 🙂


Semoga lain kali kita bisa ngadain yang lebih heboh, aamiin *dan juga lebih bermanfaat 🙂

Si Motor Musium ^_^

Barang museum, itulah komentar orang kalau melihatnya. Pak Satpam kantor saya dulu malah sering menertawakan saya kalau keliatan susah payah nyalain-nya “Waduh mbak, beli yang baru aja, masak kalah sama motor saya hahaha” komentarnya sambil membantu saya merayu “si motor museum” agar bisa berbunyi. Yup, Honda Astrea Prima keluaran tahun yang sama dengan tahun kelahiran saya, itulah motor peninggalan ayah saya yang hingga kini setia mengantar saya kemanapun saya pergi (kecuali kabur hehehe). Motor ini meskipun tua tapi masih lumayan nyaman dipake, sejak ayah saya memegang hak kepemilikannya, si motor memang rutin dipoles di salon eh bengkel :). Begitupun ketika sekarang tanggung jawab kepemilikan beralih ke ibu, juga masih agak rutin dirawat di bengkel, tapi ya karena model penampakannya yang jadul itulah yang bikin dia kadang jadi bahan olokan di kantor (bagaimana tidak, si motor keliatan mencolok di antara apitan motor-motor ngejreng keluaran terbaru yang lainnya). Meskipun begitu, saya mah enjoy aja, lha mau gimana lagi hehehe *pasrah. Uniknya, motor saya jadi aman*dari incaran maling xixixi, sering sang tukang parkir nganterin kunci ke meja saya sambil senyam-senyum mengerti*bahwa saya memang selalu lupa untuk nyabut kunci kalau parkir hehe. Kalaupun si kunci gak dianter juga, saya percaya si motor juga gak akan pergi kemana-mana :).
Motor ini sangat berharga karena sejarah yang dimilikinya, dari mulai yang cuman dinaiki bertiga (saya, ayah saya, dan ibu) sampai kemudian dinaiki berempat (saya, ayah saya, ibu dan adik).
Dia juga mengikuti penuh metamorphosis dunia saya , dari mulai saya SD (ayah saya membelinya waktu saya belum masuk sekolah), SMP di kota yang jauh dari rumah, SMU (ayah saya biasanya memakainya untuk nganter saya sekolah di kota ba’da shubuh setiap senin pagi *balada anak kos yang pulang tiap pekan), kuliah (ayah mengantar saya bukan lagi ba’da shubuh, terkadang shubuh-shubuh ke terminal demi mengejar jam kuliah pagi di awal pekan), sampai saya bisa menaikinya sendiri waktu ayah saya tak lagi bisa mengantar saya kemana-mana. Cerita saya akhirnya bisa menaikinya memang cerita yang mengharukan :). Saya baru bisa sendirian kencan dengan si motor ketika saya baru lulus kuliah. Yup….dengan terpaksa pula. Hal ini karena saya harus berangkat kerja sendirian, ketika ayah saya yang biasanya nganter kemana-mana sudah tidak ada lagi.
Dengan latihan hanya sehari *bangganya saya, akhirnya saya bisa naik motor sendiri horeeeeeeee. Sejak saat itulah dia menemani saya kemanapun saya pergi, baik panas, angin, hujan, cerah maupun mendung, saya dan dia menjadi sahabat setia. Tak jarang kadang dia jadi tempat curhatan juga waktu di jalan :p.
Ya,….Dia menyaksikan saya berubah menjadi anak yang tidak mandiri menjadi mandiri 🙂
Tapi gak semua cerita tentang saya dan motor saya indah, ada satu waktu dimana saya menyakitinya hikz….. Sebuah tragedy tabrakan membuat dia kehilangan mata(spion)nya sebelah kanan, dan saya mengalami oedema di kaki sampai seminggu. Tapi untunglah saya selamat, ibu juga ikutan bahagia ketika mengetahui anak perempuan satu-satunya cuman lecet saja hehehe. Sejak saya bisa naik sepeda sendiri, memang cuman satu kali saya jatuh alias tabrakan dengan si motor ini, tapi bukan berarti saya juga cuman sekali itu ngalamin insiden. Sebagai pengendara yang berpengalaman (jatuh)…..saya juga pernah dua kali jatuh dari motor, tapi pake motor orang hehehe *bangganya. Yang satu karena nyelip akibat jalan licin (akibatnya motor teman saya yang cling jadi tergores), yang kedua akibat salah mengantisipasi turunan tajam di tikungan akhir menuju cangar (yah…yang ini motornya lumayan lecet tapi Alhamdulillah saya selamat *begitu pula penumpang yang saya bawa, saya sampai sujud syukur, motornya juga*karena dia nyungsep)

Back to motor museum, gak semua yang ngeliat dia jadi pengen ketawa, ada juga yang tertarik*kan unik. Bahkan ada seorang makelar yang nawarin buat membeli si motor ini dengan harga yang lumayan buat nambahin nuker sama baru. Tapi karena ni motor punya sejarah yang gak bisa dituker dengan apapun, maka dengan penuh kekuatan kami mempertahankannya. Bagaimanapun dia adalah warisan. Warisan dari seorang ayah yang mencintai keluarganya, warisan dari jaman yang membuat sebuah nilai perubahan. Karena yang namanya sejarah, takkan bisa tergantikan oleh apapun.

Itulah kenapa, motor ini masih ada disini. Di teras rumah , ketika siang lelah berjemur di terik matahari. 🙂
.